Rabu, 16 Desember 2009

soal harga tokek


Tak ada kepastian harga tokek. Yang ada adalah sesuai selera. Betapa tidak, meski ditawarkan murah, tapi jika tidak suka, pasti tidak dibeli. Atau sebaliknya, meski mahal, jika suka, ya tetep dibeli. Pendek kata, harga tokek lebih menyerupai harga barang antik. Harga tokek bisa dikatakan sebagai harga kesenangan.

Ya, harga tokek memang tak pernah ada kejelasan di pasaran. Hampir semua harga penawaran tokek di internet tak sepenuhnya benar. Meski ada beberapa yang benar, tapi lebih banyak yang nggak bener. Iklan internet, terkadang tokek dihargai sangat mahal, tapi terkadang dihargai sangat murah. Itu, tergantung siapa yang membuka penawaran harga.

Tapi, kebanyakan pengiklan di internet berasal dari kalangan mediator. Sangat jarang seorang buyer membuka penawaran harga di internet. Biasanya, seorang buyer hanya memantau orang-orang yang menawarkan tokek. Jika dia tertarik dengan tokek yang ditawarkan, biasanya dia langsung menghubungi alamat pemasang iklan, bisa via situs, email, telepon atau bahkan datang langsung.

Tapi, itu semua sah-sah saja. Seorang mediator tak bisa disalahkan sepenuhnya. Biar bagaimanapun, keberadaannya sangat diperlukan oleh pemilik maupun pembeli tokek. Terutama yang kesulitan dalam hal pemasaran. Tapi, sangat disayangkan jika ada mediator yang bekerja tanpa etika. Ingin dapat keuntungan besar, dia rela bermain petak umpet. Ujung-ujungnya, pemilik tokek hanya kebagian kue keuntungan yang sangat kecil. Sementara mediator, hanya bermodal HP, email dan foto tokek, bisa untung berkali-kali lipat dari pemilik tokek.

Nah, dari sini, sebaiknya para mediator mulai mengubah diri. Berbisnis dengan etika. Kejujuran dan keterbukaan dengan pemilik maupun buyer tokek sangat diperlukan. Dengan keterbukaan, semua sama-sama untung, sama-sama senang. Tak ada yang dirugikan. Tidak menimbulkan rasa dendam atau benci di kemudian hari.

Sejak situs ini saya lempar ke publik bulan lalu, beragam pertanyaan muncul, baik yang menulis via komentar, email, maupun telepon langsung. Kebanyakan dari mereka menanyakan harga tokek. Beberapa kalangan berasal dari pemilik tokek, mediator, atau dari buyer langsung.

Tapi, saya selalu jawab “saya tidak bisa memastikan.” Sebab, ada kalanya yang mencari atau menawarkan tokek dengan harga yang sangat tinggi, tapi terkadang ada yang menawarkan dengan harga murah. Jadi, soal harga tetap tak bisa dipastikan.

Selama beberapa waktu berkomunikasi dengan beberapa pemilik, mediator dan buyer, saya bisa menyimpulkan (kalau boleh), bahwa harga tokek itu berbeda di tiap daerah. Misalnya, harga tokek di Surabaya, Jakarta, Yogyakarta atau Banjarmasin jelas berbeda. Biasanya, harga itu tergantung dari kemampuan buyer setempat dalam membayar tokek.

Di Banjarmasin, Kalsel misalnya. Harga tokek sangat bervariasi. Tokek dahan/rumah/pohon/hutan, ukuran 1 ons dihargai Rp 100 ribuan, ukuran 1,5 ons dihargai Rp 250 ribuan, ukuran 2 ons dihargai Rp 1-5 juta, ukuran 2,5 ons up dihargai di atas Rp 10 juta. dst.. Sementara untuk pasaran tokek batu, ukuran 2 kilogram up, dijual pada kisaran Rp 25 juta hingga Rp 50 juta per ons.

Untuk tokek dahan atau rumah yang laku dijual, syaratnya relatif sama: sehat, totol merah/hitam/putih, dll. Sedangkan tokek batu, biasanya yang dicari ukuran 2 kilogram up, sehat, lidah tidak bercabang. Nah, demikian informasi yang saya tahu. Mungkin Anda jauh lebih tahu informasi soal harga tokek ini. Jika memungkinkan, silakan share harga tokek di sini. Terima kasih…

Banjarmasin, 16 Desember 2009
Read More......

agar berat tokek tak menyusut


Banyak teman merasa bingung soal berat tokek. Saat ditimbang sendiri, berat tokek sesuai permintaan, tapi saat dibawa ke tempat tujuan, berat tokek tiba-tiba merosot tajam. Cerita seputar merosotnya berat tokek, mungkin juga pernah Anda dengar atau bahkan Anda alami sendiri.

Saya juga pernah mengalami hal ini. Rasanya memang cukup menjengkelkan. Saat itu, saya pergi ke rumah seorang peternak tokek. Di tempat itu, saya beli tokek ukuran 2,5 ons. Setelah ditimbang di tempat, dan beratnya oke, saya pun membayar sesuai perjanjian.

Ternyata, sesampai di rumah, tokek itu berubah menyusut. Perut tokek yang semula terlihat gendut, berubah menjadi kempis. Saya pun penasaran. Lalu saya timbang. Ternyata beratnya memang menyusut tajam menjadi kurang dari 2 ons. Wah, jengkel banget saat itu. Untung tokek itu bukan untuk saya jual. Bisa dibayangkan jika kita mau menjual tokek itu kepada buyer. Begitu sampai di tempat, berat tokek menyusut, bisa-bisa kita kena komplain. Bahkan kena pinalti karena telah dibuat perjanjian sebelumnya.

Nah, untuk menghindari menyusutnya berat tokek dalam perjalanan, berikut tips membawa tokek. Tips ini saya ambil dari blognya pakar tokek yang sudah bertahun-tahun menggeluti bisnis gecko ini, di www.tokektokek.blogspot.com.

Tokek merupakan hewan yang gampang sekali menyusut beratnya, karena bagian perut tokek yang sebenarnya hanya berisi angin. Jadi, gampang sekali menyusut. Oleh karena itu, badan tokek tidak bisa dijadikan sebagai perbandingan berat tokek. Melainkan hanya bagian kepala dan ekor yang bisa menggambarkan secara kasat mata berapa berat tokek.

Penyebab paling sering menyusutnya tokek adalah : kondisi tokek yang stres, kondisi lingkungan yang terlalu berisik, kondisi yang terlalu terang dan tokek sering dipegang serta ditimbang. Solusi/penanganan : Supaya tokek tidak menyusut/penyusutan tidak terlalu ekstrim pada saat dibawa, dapat dilakukan beberapa treatment/perlakuan yaitu :

1. Masukkan tokek ke dalam bambu sehingga tokek tidak dalam keadaan terlalu terang dan suhu selalu terjaga

2. Ke dalam mulut tokek, berikan 2 biji kacang hijau

3.Masukkan beberapa ekor jangkrik ke dalam wadah tokek supaya tokek tidak kelaparan selama perjalanan.

4.Jangan terlalu sering menimbang tokek atau memegang tokek dengan menggunakan tangan langsung, tokek bisa dipegang dengan menggunakan kain pada saat akan ditimbang. Tokek maksimal dipegang 2 kali. untuk memudahkan penimbangan, dapat dilakukan penimbangan wadahnya terlebih dahulu sehingga bisa langsung dikurangi beratnya.

Nah, itu sekadar tips membawa tokek agar tak menyusut beratnya. Selamat bertransaksi tokek, semoga berhasil.
Read More......

Rabu, 09 Desember 2009

berburu tokek


Setelah beberapa waktu menggeluti usaha jual beli tokek, kemarin saya betul-betul hunting tokek di sebuah pegunungan di Kalsel. Setidaknya ada empat desa terpencil di wilayah pegunungan berhutan yang ditumbuhi pohon karet, durian, dan beragam pohon tropis lainnya, saya jelajahi.

Menggunakan sepeda motor, saya berangkat ke gunung itu pukul 06.00 Wita. Dingin betul ternyata naik motor pagi-pagi. Maklum, ini daerah pegunungan bung. (halah). Tapi, perjalanan ini betul-betul saya nikmati karena sudah lama, sejak lulus kuliah, saya tak lagi main di gunung. Di sisi kiri dan kanan jalan setapak itu terdapat ribuan pohon durian dan rambutan berbuah lebat. Sesekali kepala mengantuk buah rambutan segar berwarna merah. hmmm...

Sayang saya ndak suka durian. Kalau suka, udah saya sikat habis tuh durian. Di kawasan ini, durian besar-besar dijual hanya Rp 5.000-6.000 per buah. Jika beli di atas 20 buah, harganya lebih murah lagi. wow… Tapi saya lebih memilih rambutan untuk teman selama istirahat dalam perjalanan. Jan.. suegeeer tenan, hehe…

Lanjut… Saya sengaja berangkat ke hutan dan gunung itu untuk mencari info yang sebener-benernya tentang tokek dari masyarakat setempat. Sekaligus, saya ingin membuktikan ucapan teman saya yang mengatakan bahwa daerah itu merupakan surganya tokek. Kawasan itu merupakan tempat mendulang duit karena banyak tokek besar.

Teman saya, Anang, seorang tukang ojek mengatakan, dia pernah hunting tokek selama tiga hari tiga malam di gunung itu. Dalam semalam, dia bisa mendapat ratusan ekor tokek beragam ukuran dan jenis. Tapi sayang, sejak harga tokek melambung, perburuan tokek gencar dilakukan. Akibatnya, tokek yang berukuran besar sudah ludes dari habitatnya. Hanya tokek-tokek kecil yang disisakan pemburu itu.

Saat itu, saya memang tidak berniat menangkap tokek, karena perburuan (menangkap) tokek dilakukan malam hari. Saya hanya ingin mendengar sendiri dari warga sekitar soal tokek di kawasan itu. Dan ternyata hampir semua orang yang saya temui mengaku, kawasan itu memang merupakan surga tokek. Tapi sayang, sejak beberapa bulan terakhir, tokek di kawasan itu diburu banyak orang. Bahkan, anak-anak kecil di kawasan itu, kerjaannya tiap hari hanya nangkap tokek untuk dijual.

Menurut seorang warga, anak-anak mereka suka menangkap tokek kecil ukuran 1-2 ons. Tokek itu dijual di seorang pengepul di kawasan itu seharga Rp 15 ribu hingga Rp 25 ribu per ekor. hmm, murah amat yak… Dan, aktivitas itu saya saksikan sendiri. Betapa rumah seorang pengepul penuh dengan tokek berbagai ukuran. Sayang, saya kalah cepet. Tokek yang berukuran 2,5 ons up sudah disikat habis sama cukong-cukong tokek dari kota. Tokek2 itu dijual Rp 100-an ribu oleh pengepul, dan pasti dijual lagi ratusan ribu per ekor. betul ndak?

Dalam hati saya geregetan juga. hmmmrrrhhh, sekian puluh juta melayang dari tangan. Pesanan dari relasi yang berani membayar Rp 15 juta per ekor tokek ukuran 2,5 ons up pun ngacir. halah… Tapi apa buat, namanya juga belum rejeki. Tul gak bos? Sabar aja lah, kalau namanya rejeki, pasti tak lari kemana.

Nah, setelah berburu di hutan buah-buahan. halah. Saya beralih ke sebuah bukit gersang. Bukit ini hanya ditumbuhi semak, dan hamparan batu hitam pekat. Panas sekali. Ini sangat kontras dari perjalanan saya sebelumnya di hutan yang swejuk dan dwingin. Puluhan orang saya interogasi. halah. Siapa gerangan yang suka berburu tokek di kawasan itu. Ada beberapa orang ternyata. Satu per satu saya datangi jagoan tokek itu.

Bla bla bla… Puluhan informasi pun saya serap. Beberapa lembar kartu nama saya tinggalkan. “Bos, kalau dapat tokek yang…, atau yang…, dan yang…” tolong hubungi saya ya,” kataku sambil meletakkan kartu nama itu. “oke bos,” kata mereka. Saya pun pulang dengan sejuta harap. Tentu saja berharap ditelepon orang yang ngasih kabar soal tokek yang saya pesan. hehe…

Nah, sekian dulu ya, cerita dari seberang…

Banjarmasin, 9 Dec 09
Read More......

Rabu, 02 Desember 2009

kamera super dari mata tokek


Iseng-iseng cari informasi soal tokek di google, eh ketemu artikel yang lumayan menggelitik ini. Jadi, binatang bermata besar ini memang banyak gunanya ya, selain untuk aneka obat, seperti kanker dan AIDS, ternyata mata tokek menjadi inspirasi ditemukannya kamera super. Jadi, gak salah kalau memang tokek dihargai sangat mahal.


Berikut artikel dari Inilah.com. Ilmuwan mendapati tokek mampu menangkap warna saat di malam hari. Pengetahuan mengenai mata tokek ini, bisa untuk membuat kamera serta lensa yang lebih baik di masa datang. "Tokek merupakan binatang kecil yang bisa melihat warna di malam hari," kata Lina Roth, peneliti di Lund University.

Kunci kelebihan penglihatan itu adalah kemampuannya dalam pemfokusan ke zona yang berbeda. Roth dan timnya mempublikasikan penemuan itu di Association for Research in Vision and Ophthalmology. Sistem optik tokek ini 350 kali lebih sensitif dari pada kemampuan manusia menangkap warna-warna saat malam hari.

Tokek mampu memproses berbagai gelombang cahaya secara simultan di retina. Hal itulah yang menyebabkan tokek mampu menghasilkan gambar yang tajam, setidaknya yang paling terang pada saat suasana gelap.

Wow, satu lagi ilmu yang bermanfaat diambil dari binatang yang bernama tokek alias gecko ini. Jadi, ayo kita lestarikan tokek, hehehe...
Read More......

Senin, 30 November 2009

tokek ekor cabang 4



Tokek (gecko) yang satu ini memang agak unik. Bentuknya kecil, beratnya kurang dari satu ons. Ekornya bercabang empat. Cabangnya juga unik, berbentuk seperti bunga. Besar cabang ekornya tak sama, ada yang kecil, ada yang besar. Gecko ini ditemukan di sebuah hutan di Kalimantan Selatan beberapa bulan lalu.

Cerita seputar penemuannya juga cukup menggelitik. Konon tokek ini telah diintai oleh pemburunya selama beberapa bulan. Tokek ini selalu berhasil menyembunyikan diri jika akan ditangkap. Tokek ini berhasil ditangkap setelah melalui sebuah ritual khusus. Tapi, saya tak paham soal ritual itu. Yang saya tahu bentuk ekor tokek ini sangat unik. Kalau berjalan terlihat lucu.

Saat berada di kandangnya, tokek ini juga nyentrik. Sejak pertama ditempatkan di kandangnya, dia selalu memilih satu tempat dan sangat jarang berpindah. Dia suka tempat yang gelap. Bahkan, selama beberapa hari, dia bisa tahan 'bertapa' di satu titik saja. Soal makanan tak ada yang istimewa, makanan kesukaannya jangkrik.

Oleh pemiliknya, tokek ini tidak diperlakukan secara istimewa. Dia dikandangkan bersama sekitar 10 ekor tokek lain. Maklum, pemiliknya adalah seekor kolektor tokek. Terakhir, tokeknya berjumlah sekitar 6000 ekor. Tokek itu dibiarkan lepas di sebuah kamar di depan rumahnya.

Uniknya, sejak memelihara tokek ini, pemiliknya mengaku selalu mendapat keberuntungan. Beberapa bisnisnya yang selama ini macet, tiba-tiba dan tanpa disangka-sangka berjalan lancar. Selain itu, miracle selalu hadir dalam kehidupannya. Pokoknya, sejak memelihara tokek ekor cabang empat ini, kata dia, kehidupannya berubah total menjadi menyenangkan.

Pemiliknya mengaku, sudah banyak orang yang berniat membeli tokek ini. Beragam tawaran harga telah dilontarkan, tapi oleh pemiliknya tak mau dilepas. Bahkan, ada orang yang menawar sambil membawa uang cash Rp 1 miliar tapi tak dilepasnya. Ada pula orang Jakarta yang meneleponnya, orang itu berniat membeli tokeknya seharga Rp 2 miliar. Tapi karena orang itu minta transaksi di Jakarta, pemiliknya tak mau. Dia ingin transaksi di rumahnya. Dari banyak orang yang kesengsem dengan tokek itu, kebanyakan adalah orang China. Bahkan, ada beberapa orang yang menawar hingga berkali-kali tapi tetap tidak dilepas.

Beberapa orang yang berminat membeli, mereka mengaku tokek itu memang dipercaya membawa keberuntungan. Jika ekor dua adalah victory, ekor cabang empat adalah dobel victory. Soal benar tidaknya, itu sangat subyektif, tergantung yang memercayainya. Yang jelas, dengan ekornya yang bercabang empat, tokek ini sangat cantik. Jika berjalan sangat lucu. Semoga memang bisa membawa banyak keberuntungan.
Read More......

Rabu, 25 November 2009

beternak tokek

Tokek sekarang sudah menjadi menjadi fenomena. Nilai jualnya yang sangat tinggi membuat banyak orang yang beralih profesi menjadi peternak tokek. Tokek selain digunakan untuk pengobatan, dapat juga digunakan sebagai hewan peliharaan atau binatang hias yang cukup jinak terutama untuk jenis Leopard. Beternak tokek merupakan hal yang gampang-gampang susah, kurangnya informasi yang tersedia mengenai cara beternak tokek membuat masyarakat masih kurang berminat untuk beternak tokek. masyarakat lebih memilih menangkapnya dari alam liar. Berikut adalah tips beternak tokek yang baik:

1. Kandang
Kandang tokek dapat menggunakan aquarium yang agak luas dengan ukuran 20-30 gallon. Pada bagian atas kandang dapat ditutup menggunakan jala dengan ukuran mesh yang kecil. Tokek tidak bisa meloncat dan tidak mempunyai toe pads untuk memanjat kaca kandang. Atau bisa membuat sendiri kandang tokek dari bahan tripleks atau papan lunak.
Tokek betina dapat dikandangkan secara bersama (asalkan ukuran relatif sama), tetapi untuk jantan dewasa sebaiknya dikandangkan pisah karena dapat saling berkompetisi dan saling membunuh. Sedangkan 1 ekor jantan bisa dikandangkan bersama dengan beberapa ekor betina(setelah sama-sama bertbobot kurang lebih 45 gram). Untuk tokek yang dikandangkan bersama maka ukuran tokek harus selalu diperhatikan karena kemungkinan satu tokek mempunyai ukuran yang lebih besar/pertumbuhan badan lebih cepat daripada tokek yang lain, oleh karena itu untuk tokek yang uk lebih besar harus dipisahkan segera supaya pertumbuhan badan menjadi merata dan tidak terjadi kompetisi makanan yang tidak seimbang. Untuk tokek betina yang masih ukuran kecil tidak boleh reproduksi dlu karena akan berdampak buruk pada kesehatan tokek tersebut.

2. Media/Substrat
Media yang baik untuk digunakan dalam kandang tokek adalah dengang menggunakan pasir terutama untuk tokek dengan ukuran panjang 5-6 inch dan tokek yang sudah dewasa. Pasir yang digunakan harus pasir yang sudah bersih dan dengan ukuran yang cukup halus (0,5mm).Tetapi untuk tokek yang masih kecil (belum mempunyai panjang 5-6 inch) sebaiknya jangan menggunakan media pasir karena pasir bisa tertelan dan membahayakan kesehatan tokek. jadi untuk tokek yang masih ukuran kecil dapat menggunakan alas handuk/kertas koran walaupun mempunyai kekurangan yaitu kandang harus lebih sering dibersihkan.

3. Suhu Kandang
Suhu kandang harus selalu dipantau dengan menggunakan termometer, batas maksimum suhu kandang adalah 90 derajat farenheit. Hindari pemasangan lampu pijar atau lampu uv dalam kandang. Kandang sebaiknya dalam kondisi gelap, mata tokek yang terkenal sinar dapat menyebabkan tokek menjadi stress sehingga menyebabkan tokek tidak mao makan dan mati. Untuk pencahayaan dapat menggunakan lampur merah karena tokek mempunyai sifat tidak bisa melihat warna merah. Sebaiknya hindari meletakkan batu dalam kandang karena dapat menyebabkan panas yang berlebih dalam kandang.

4. Tempat Berlindung
Kandang sebaiknya dilengkapi dengan pelindung karena tokek merupakan hewan noktural (hewan yang lebih senang dalam kondisi gelap). Tokek mempunyai sifat hidup bersembunyi di bawah batu atau reruntuhan jadi sebaiknya kandang dilengkapi dengan pelindung dengan lubang yang cukup besar. Kandang tokek dapat dilengkapi dengan beberapa pelindung(shelter) yang bisa terbuat dari kardus, kotak kecil atau kertas.

5. Pergantian Kulit
Seperti binatang reptil lainnya tokek juga mengalami siklus pergantian kulit. Frekuensi pergantian kulit tergantung pada umur dan pertumbuhan tokek. Untuk ukuran kecil lebih sering ganti kulit dibandingkan yang ukuran besar. Pergantian kulit ditandai dengan warna kulit yang semakin pudar dan keputih-putihan. Hal yang perlu diperhatikan ketika terjadi pergantian kulit yaitu kelembapan kandang dan kulit harus lepas dari badan tokek sampai sempurna. Kelembapan kandang harus lebih tinggi saat terjadi pergantian kulit. Pada saat pergantian kulit dapat menggunakan media kotak stereoform.

6. Minuman
Walaupun tokek berasal dari lingkungan yang kering, kandang harus dilengkapi dengan fasilitas minum yang tersedia 2-3x minggu perminggu.

7. Makanan
Makanan yang disarankan untuk tokek adalah jangkrik, ulat, cacing dan anak tikus yang masih berumur beberapa hari.

sumber: www.tokektokek.blogspot.com Read More......

Senin, 23 November 2009

jenis ekor cabang dua

Ini adalah hasil penelusuran tentang tokek (gecko) ekor cabang. Ternyata tokek ekor cabang ada banyak jenis, mulai dari cabang dua hingga empat (sejauh ini cabang terbanyak yang saya dapat baru cabang empat). Untuk tokek ekor cabang dua, ada banyak jenis: ada yang cabang dua sama besar, cabang dua besar sebelah, cabang dua tapi yang satu menghadap ke atas (cagak langit), cabang dua yang satu kecil menghadap ke bawah, dan lain-lain.


Dari banyak jenis itu, ternyata mempunyai sebutan sendiri-sendiri, ada yang disebut ekor duyung, ekor cagak langit, ekor tusuk bumi, ekor belah, dan lain-lain. Tentu saja, dari bermacam-macam jenis itu, ekor cabang juga mempunyai khasiat sendiri-sendiri. Misalnya, ekor cabang duyung dipercaya sebagai pembawa ketenangan, ekor cabang bumi untuk kesaktian, ekor cagak langit sebagai pembawa keberuntungan (finansial) dan kemenangan, ekor cabang besar sebelah pembawa kelancaran, dan lain-lain.

Sementara untuk ekor cabang empat, sejauh ini baru satu ekor yang berhasil ditemukan di Indonesia. (mungkin Anda pernah melihat?). Nah tokek ekor cabang empat ini, oleh pemiliknya disebut dobel victory atau pembawa keberuntungan ganda. Menurut pemiliknya yang orang Kalimantan Selatan, tokek ini diyakini telah membawa banyak keberuntungan dan keberkahan bagi diri dan keluarganya. Makanya dia sangat sayang dengan gecko yang satu ini. Bahkan, tokek ini katanya pernah ditawar seharga Rp 2 miliar tapi belum dilepas.

Nah, itu sekilas tentang tokek ekor cabang yang saya pelajari. Namun yang jelas, orang-orang Tionghwa atau orang-orang China sangat mempercayai keberadaan tokek ekor cabang ini sebagai pembawa keberuntungan dan keberkahan. Bagi masyarakat pencinta tokek, silakan ditafsirkan sendiri-sendiri.


Banjarmasin, 24 November 2009 Read More......